Thursday, 20 April 2017

MASJID RAYA BAITURRAHMAN Sebagai LANDMARKNYA ACEH


Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid Kesultanan Aceh yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Bangunan indah dan megah yang mirip dengan Taj Mahal di India ini terletak tepat di jantung Kota Banda Aceh dan menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh Darussalam.


Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya, di mana Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu Masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, halaman yang luas dengan kolam pancuran air.

A. Sejarah
Pada tanggal  26 Maret 1873 Kerajaan Belanda menyatakan perang kepada Kesultanan Aceh, mereka mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel Van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira. Namun peperangan pertama ini dimenangkan oleh pihak Kesultanan Aceh, di mana dalam peristiwa tersebut tewasnya Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler yang merupakan Jenderal besar Belanda akibat ditembak dengan menggunakan senapan oleh seorang pasukan perang Kesultanan Aceh yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monumen kecil di bawah Pohon Kelumpang yang berada di dekat pintu masuk sebelah utara Masjid. Sejarah mencatat bahwa pahlawan-pahlawan nasional Aceh seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien turut serta mengambil andil dalam mempertahankan Masjid Raya Baiturrahman.


Bangunan Pertama Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada tanggal 10 April bulan Shafar 1290H/April 1873 M yang dipimpin oleh Jenderal van Swieten. Pembakaran yang dilakukan oleh pihak Belanda ini membuat salah seorang putri terbaik Aceh, Cut Nyak Dhien sangat marah dan berteriak dengan lantang tepat di depan Masjid Raya Baiturrahman yang sedang terbakar sambil membangkitkan semangat Jihad Fillsabilillah Bangsa Aceh.
           
“Wahai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh! Lihatlah! Saksikan sendiri dengan matamu! Masjid kita dibakarnya! Mereka menentang Allah Subhanahuwataala! Tempatmu beribadah dibinasakannya! Nama Allah dicemarkannya! Camkanlah itu! Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu! Masih adakah orang Aceh yang suka mengampuni dosa si kafir yang serupa itu? Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak kafir Belanda?” (Szekely Lulofs, 1951:59).

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten dan sebagai permintaan maaf juga untuk meredam kemarahan rakyat Aceh maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Jenderal Karel Van Der Heijden selaku gubernur militer Aceh pada waktu itu dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil.

B. Pembangunan dan Perluasan Masjid Pada Masa Kesultanan
Masjid Raya Baiturrahman ini selesai dibangun kembali pada tahun 1299 H dengan hanya memiliki satu kubah. Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman diperluas bagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Perluasan ini dikerjakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum (B.O.W) dengan biaya sebanyak F. 35.000,- (tiga puluh lima ribu gulden) dengan pimpinan proyek Ir. M. Thahir dan selesai dikerjakan pada akhir tahun 1936 M.

Usaha perluasan dilanjutkan oleh sebuah panitia bersama yaitu Panitia Perluasan Masjid Raya Kutaraja. Dengan keputusan menteri tanggal 31 Oktober 1975 disetujui pula perluasannya yang kedua dan pelaksanaannya diserahkan pada pemborong NV. Zein dari Jakarta. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M.

Masjid Raya Baiturrahman Telah Banyak Melakukan Pembangunan

Pada tahun 1991-1993, Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang disponsori oleh Gubernur Dr. Ibrahim Hasan, Sehingga luas ruangan dalam Masjid menjadi  4.760 m2 berlantai marmer buatan Italia, jenis secara dengan ukuran 60 × 120 cm dan dapat menampug  9.000 jamaah. Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Sesuai dengan perkembangan, luas area Masjid Raya Baiturrahman ± 4 Ha.

C. Penampilan Baru Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman memiliki penampilan baru. Dengan  payung-payung elektrik yang menaungi lantai marmar menggantikan hamparan rumput hijau yang dulunya membalut sekeliling pekarangan 12 unit payung payung elekterik dengan kolam persegi panjang sebagai taman di tengahnya menyulap Masjid Raya Baiturrahman layaknya Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. 

Penampilan Masjid Raya Baiturrahman Sekarang

            
Pengembangan landsacpe dan infrastuktur itu telah dijalankan mulai 2015 lalu. Proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya di Kompleks Masjid Ray Baiturrahman tersebut menghabiskan dana tak kurang dari Rp 458 miliar lebih. Direncanakan pembangunan akan rampung pertengahan atau paling lambat akhir tahun ini.

D. Masjid Raya Baiturrahman Sebagai Tempat Ibadah dan Wisata Islami Seluruh Dunia
Pengembangan Masjid Raya diharapkan bukan sebatas tempat ibadah, tapi juga pusat kajian Islam di Aceh dan Indonesia. Selain tentu saja menjadi destinasi wisata islami yang menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri. Menawarkan kenyamanan bagi umat muslim yang ingin beribadah sekaligus bagi wisataman yang datang.
Oleh karena itu, pengembangan Masjid Raya bukan hanya untuk orang normal, tapi juga memiliki tempat wudhu khusus dan fasilitas lainnya yang diperuntukkan bagi penyandang disabililtas. Pembangunan sarana dan prasana dilakukan mulai dari membenahi areal parkir, tempat wudhu dan bersuci pria dan wanita di bawah tanah, hingga penataan taman.

Untuk diketahui, pada tahun 2016 lalu Masjid Raya Baiturrahman menyabet predikat ‘Daya Tarik Wisata Terbaik’ dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional dan Kompetisi Pariwisata Halal Dunia di Abu Dhabi
.

Baca Selanjutnya: Sejarah Lonceng Cakra Donya yang Membuat Gentar Musuh



Share:

Saturday, 8 April 2017

>>Lanjutan: Kreatifitas Tanpa Batas di Pustaka Unsyiah

Tenang, nyaman, tanpa kegaduhan jauh dari kebisingan tempatnya di Pustaka. Apalagi membuat tugas seperti laporan, membaca untuk ujian ini memerlukan fokus yang benar-benar fokus supaya tidak terganggu dengan hal lain seperti kegaduhan. Perlu sedikit hiburan, ngopi sambilan diskusi, internetan, belanja pernak-pernik made in mahasiswa bisa ke Pustaka Unsyiah.
            
5. Ngopi dan Wi-fian di Pustaka
Perpustakaan unsyiah ini merupakan pusat perkumpulan mahasiswa serta para dosen siang maupun malam. Mahasiswa setiap saat memenuhi gedung tiga lantai ini. Mereka tidak sekedar membuat tugas maupun membaca di pustaka, akan tetapi mereka berdiskusi sambil ngopi di libricafe lantai satu pustaka. Untuk Perpustakaan, Unsyiah telah bekerja sama dengan Coffee Cho guna untuk membuat mahasiswa yang datang ke pustaka tidak jenuh dengan keheningan, mereka juga bisa berdiskusi layaknya di Warung Kopi yang di Aceh warung kopi merupakan tempat paling banyak kaum muda-mudi kunjungi. Coffee Cho menyediakan banyak varian minuman diantaranya espresso, americano, cappucino, latte, chocolate. 


Libri Caffe
 (Sumber : Pribadi)



6. Berbelanja di Pustaka
Tidak jauh dari tangga di lantai satu ada Library Gift ala mahasiswa unsyiah. Barang-barang yang diperjual belikan seperti baju, tas, lukisan, gantungan, mug, gelas, dan barang lainnya yang terukir dan tergambar dengan nama Unsyiah. Pojok bangunan yang mulai digunakan pada April 2011 ini adalah hasil kerja sama UPT. Perpustakaan Unsyiah dengan Center For Creative Industry of Syiah Kuala University (CCIS). Sebuah wadah untuk industri di Unsyiah bagi mahasiswa yang ingin memperkenalkan hasil karya produknya. Semua dipajang untuk mendapatkan rupiah dari pengunjung pustaka. Selain mendapatkan rupiah, tujuan lain untuk meningkatkan kekreatifan mahasiswa. Mahasiswa bebas berkreatifitas dengan keahlian yang dimiliki. Ditempat Library Gift ini semua mahasiswa bisa berkarya serta berkreatif sebisa mungkin.     


Library Gift
(Sumber : Pribadi)
  
7. Suasana Negeri Ginseng Ada di Pustaka
Sekarang, dimana-mana pada demam drama korea. Tidak hanya dramanya saja, semua yang berbau korea turut disukai muda-mudi Indonesia terutama kaum hawa. Dilantai tiga pustaka unsyiah menyediakan semua koleksi yang berhubungan dengan negeri ginseng tersebut yang bertema “Korea Corner”. Adapun koleksi yang disediakan berupa pakaian tradisional, poster, buku berbahasa korea serta alat-alat musik. Para pengunjung bisa merasakan suasana ala Korea Selatan di pustaka, mereka bisa berfoto dengan memakai pakaian tradisional korea. Ruang yang didirikan tahun 2011 tersebut adalah hasil kerja sama antara Universitas Syiah Kuala dengan Kementrian Kebudayaan Korea.     



Korea Corner
(Sumber : Pribadi)


8. Mengadakan Ajang Penghargaan
Pada tahun 2016 Pustaka Unsyiah pertama kali mengadakan Unsyiah Library Fiesta (ULF), dimana kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa Unsyiah sebagai panitia penyelenggara. Kegiatan ini sebagai apresiasi penghargaan kepada para pengunjung dengan nominasi peminjam buku terbanyak, pemustaka serta volunteer terfavorit, pemilihan duta baca serta ada juga diikutsertakan beberapa lomba seperti, lomba blogger dan lomba video. Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk membangkitkan semangat para pengunjung untuk tetap semangat berkunjung ke pustaka dan  untuk pustakawan terus meningkatkan pelayanan yang lebih optimal. 

Award Pustakawan Terbaik 2016
(Sumber : http://library.unsyiah.ac.id/tim-pelayanan-prima-tetapkan-tiga-pustakawan-terbaik/)

Sumber : (http://www.bundanameera.com/2017/04/cari-perpustakaan-ideal-ingat-UNSYIAH.html)


9. Buka Siang dan Malam
Bagi yang kesehariannya sibuk dengan kuliah dan tidak ada waktu ke pustaka, tidak pelu risau sekarang Pustaka Unsyiah lebih banyak membuka daripada menutup. Pelayanan pustaka terbuka siang serta malam dan di hari minggu pun ikut membuka. Pelayanan tambahan pada hari Senin dan Jumat jam 17.00 sd 23.00, hari Sabtu jam 09.00 sd 18.30 dan hari minggu pada jam 14.00 sd 18.30, merupakan program khusus Perpustakaan Unsyiah untuk memberikan kemudahan bagi civitas untuk mendapatkan layanan. Dibuatnya jadwal malam di pustaka unsyiah, karena banyaknya mahasiswa yang tidak sempat ke pustaka pada siang hari dikarenakan jadwal kuliah yang padat dan masuk lab. Untuk meratakan pelayanan pustaka ke semua mahasiswa unsyiah dibuatlah ketentuan baru dengan adanya dibuka jadwal malam serta hari minngu.


Beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan semangatnya kepala UPT. Perpustakaan Unsyiah untuk meningkatkan kemajuan pustaka dan juga ide-ide kreatif pustakawan serta masukan dari para pengunjung untuk pustaka yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan juga dalam meningkatkan kemajuannya, pustaka unsyiah mendapatkan dukungan penuh dari biro rektor. Walaupun sudah berstandar Pustaka Internasional improvement tetap diperlukan untuk mempertahankan apa yang telah diraihnya serta memperbaiki kekurangan yang ada untuk lebih baik lagi, sehingga pengunjung tidak hanya dari akademik unsyiah tetapi juga dari luar provinsi dan luar negeri yang khusus ingin berkunjung ke pustaka melihat keistimewaan apa yang dimiliki sehingga bisa membuat orang terus berkunjung. Pustaka unsyiah pun telah menerima beberapa kunjungan dari luar negeri, ini merupakan suatu kebanggaan dan kami mahasiswa berharap pustaka unsyiah bisa lebih maju lagi dan mampu bersaing dengan pustaka-pustaka terbaik lainnya.


Lantai 1 Pustaka Unsyiah
(Sumber : Pribadi)

Lantai 2 Pustaka Unsyiah
(Sumber : Pribadi)

Lantai 3 Pustaka Unsyiah
(Sumber : Pribadi)


Sumber Referensi :
http://library.unsyiah.ac.id/jalin-kontrak-kerjasama-dengan-pustaka-unsyiah-coffee-cho-jadi-gebrakan-baru/
http://library.unsyiah.ac.id/menikmati-suasana-negeri-ginseng-di-korea-corner/
http://library.unsyiah.ac.id/layanan-malam/




Share:

Friday, 7 April 2017

Kreatifitas Tanpa Batas di Pustaka Unsyiah

Tidak semua orang suka dengan perpustakaan. Ya, perpustakaan itu terpikir oleh masyarakat umum sebagai tempat yang dipenuhi dengan koleksi-koleksi buku maupun majalah yang berjejer di atas raknya. Tapi pemikiran seperti itu ada benarnya untuk sebagian pustaka. Tapi, gambaran masyarakat umum tersebut tidaklah berlaku untuk pustaka yang satu ini. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala. Pustaka yang telah berdiri selama 47 tahun ini begitu berbeda. Bagaimana tidak, selama bertahun-tahun pustaka unsyiah terus berbenah untuk menjadi pustaka yang terbaik dan dibanggakan. Apa yang telah dilakukannya pun berbuah hasil salah satunya mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2015 silam.
            

1. Terbuka Untuk Umum
Pustaka unsyiah terbuka untuk umum bagi siapapun yang ingin berkunjung. Tua maupun muda silakan masuk ke perpustakaan ini tidak ada larangan asal punya identitas apapun itu seperti ktm dan ktp. Ada dua cara kunjungan untuk umum, yaitu kunjungan keanggotaaan dimana untuk menjadi anggota pustaka tetap, harus mendaftarkan diri di tempat sirkulasi dengan beberapa syarat. Setelah melengkapi syarat yang diajukan, maka telah resmilah menjadi anggota dan ketentuan aturan di pustaka sudah seperti diberlakukan untuk mahasiswa civitas akademik. Selanjutnya ada kunjungan bebas, bebas masuk ke pustaka unsyiah tapi membayar iuran sebesar Rp 5000,00. Pembayaran dilakukan sekali dan dalam sehari bisa masuk beberapa kali tidak ada pembayaran lagi, dan harus diingat ini hanya berlaku sehari dan untuk hari berikutnya membayar lagi. Ini hanya sekedar berkunjung untuk menikmati pra sarana yang telah disediakan pustaka, tapi untuk meminjam buku tidak bisa dikarena kan belum menjadi anggota. Dan untuk masuk kedalam pustaka gratis bagi mahasiswa civitas akademik yaitu mahasiswa unsyiah sendiri mereka hanya masuk menggunakan ktm itu saja. Sebenarnya mahasiswa unsyiah juga membayar untuk masuk ke pustaka, dengan dipotongnya uang spp mereka 1% untuk perpustakaan. Mereka yang civitas akademik terlihat  gratis, tetapi telah membayar sebelumnya.

Mahasiwa Memperlihatkan Identitas Diri Untuk Masuk Kedalam Pustaka
(Sumber : Pribadi)


2. Mahasiswa Bebas Berkreasi         
Didalam perpustakaan terdapat segala kegiatan, disini tidak hanya para pustakawan yang bekerja, mahasiswa juga ikut berpartisipasi didalam pustaka. Salah satunya kegiatan yang diadakan seminggu sekali pada hari Rabu yaitu Relax and Easy. Relax and Easy sudah menjadi pogram yang di tunggu-tunggu oleh para pengunjung, dimana setiap Rabu siang, dilantai 1 para pengunjung disuguhkan dengan berbagai kreativitas yang disalurkan langsung oleh mahasiswa, seperti musik akustik, teatrikat, maupun talkshow. Pustaka juga mengadakan kelas literasi informasi. Ini merupakan pelatihan untuk dosen, mahsiswa serta karyawan pustaka untuk mengetahui segala hal mengenai informasi yang dibutuhkan, mengevaluasi serta menggunakan melalui sumber-sumber yang dikelola oleh Perpustakaan Universitas Syiah Kuala baik berbentuk cetak maupun digital (online). Kelas literatur informasi diadakan dalam seminggu dua kali. Kelas ini terbuka untuk umum dan gratis.

Penampilan Baru Realax and Easy
(Sumber : Pribadi)


3. Koleksi Buku, Jurnal, Karya Ilmiah serta ETD Lengkap
Umumnya orang-orang ke Perpustakaan hanya ingin mencari buku sebagai literarur untuk membuat tugas ataupun sekedar membaca. Perpustakaan Unsyiah menyediakan semua buku. Pada tahun 2014 koleksi buku di pustaka unsyiah sebanyak 74985. Total eksemplar dalam koleksi sebanyak 133664 dengan total mahasiswa yang terdaftar saat itu 10267 anggota. Jadi bisa anda bayangkan, bagaimana anda mendapatkan satu buku dalam kumpulan buku sebanyak itu ? itu sangat mudah dilakukan di pustaka unsyiah. Disetiap lantai pustaka menyediakan satu komputer untuk mencari buku yang diinginkan. Pengunjung hanya perlu menulis nama buku maupun nama pengarang yang ingin di cari didalam katalog yang telah disediakan. Dan terlihatlah di rak mana buku itu berada.

Penampilan Baru Lantai I Pustaka 
(Sumber : Pribadi)
4. Mandiri
Perpustakaan kebanggaan Unsyiah mempunyai sikap kemandirian yang telah sukses diterapkan, sikap kemandirian tersebut diterapkan juga bagi pengunjungnya. Misalnya saja dalam hal meminjam buku, mahasiswa yang ingin meminjam buku hanya perlu ke tempat peminjaman mandiri dan membawa ktm sebagai identitas si peminjam. Tidak ada lagi pelayanan pinjam-meminjam dan pengembalian dipustaka. Bagian sirkulasi hanya melayani permasalahan lain dipustaka, seperti keterlambatan pengembalian. Dan bagi mahasiswa non civitas akademik harus mendaftar dulu di bagian sirkulasi untuk bisa meminjam buku. Untuk memperpanjang buku yang dipinjampun mahasiswa tidak perlu repot datang ke pustaka, hanya perlu mendonwload aplikasi uilis mobile di playstore. Salah satu kegunaan aplikasi ini untuk memperpanjang buku yang dipinjam. Jika masa pengembalian sudah tiba dan ingin memperpanjang masa pinjam buku, si peminjam hanya perlu membuka uilis mobile dengan beberapa klik sambil bersantai.

Peminjaman Mandiri
(Sumber : Pribadi)

Penampilan Baru Bagian Sirkulasi
(Sumber : Pribadi)

Aplikasi Uilis Mobile
(Sumber : Pribadi)


Yang telah dijelaskan itu baru sebagian dari apa yang terdapat di dalam pustaka bersertifikat ISO tersebut, masih ada beberapa hal yang setidaknya perlu diketahui terlebih dahulu sebelum mengunjungi pustaka unsyiah. 
Baca : Tulisan Berikutnya

Sumber Referensi :


Share:
Powered by Blogger.

Kunjungi Profil Lengkap Saya