Wednesday 30 March 2016

Perpustakaan Unsyiah Sumber Ilmu Bagi Mahasiswa



             Siapa sangka jadi mahasiswa itu tidak selalu membosankan, bagi kami yang mempunyai semangat dalam menuntut ilmu perkataan ‘membosankan’ itu hanyalah mitos. Selain adanya pendidikan terdapat pula berbagai pengalaman didalamnya. Setidaknya pendidikan dan pengalaman itu sedang aku rasakan di tempat ini yaitu Universitas Syiah Kuala(Unsyiah) salah satu kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh. Selama aku menempuh pendidikan di unsyiah berbagai hal baru aku rasakan mulai dari pendidikan, kehidupan, pengalaman, pertemanan semua itu dapat kurasakan di Darussalam akrab dengan sebutan Kopelma (Kota Pelajar Mahasiswa) ini.
          Memasuki kawasan kopelma terlihat jelas gedung-gedung yang menjulang tinggi melewati pepohonan yang tumbuh di samping nya seakan itulah landmark daerah tersebut sesuai namanya kopelma kota untuk para pelajar. Gedung-gedung itulah tempat bagi mahasiswa yang kehausan akan ilmu berada.
            Gedung ini salah satunya. Bangunan yang begitu megah dengan warna putih menjulang tinggi ke angkasa, di kelilingi taman-taman kecil disekitarnya tempat para mahasiswa berbincang, berdiskusi, beristirahat terlihatlah seakan dia yang terbagus diantara yang bagus. Pondasinya yang kuat didukung dengan enam tiang putih besar menjulang tinggi keatap gedung  terlihat dari depan gedung berdiri kokoh dalam menanggung beban besarnya gedung tersebut. Inilah gedung itu Perpustakaan Unsyiah.

Gambar. UPT.Perpustakaan Universitas Syiah Kuala
          

        Karena penasaran merasuki otakku maka kuputuskan untuk masuk kedalamnya. Kulihat dua orang laki-laki dengan baju seragamnya berwarna coklat tua duduk ditempat parkiran sambil mengamati banyaknya sepeda motor berderet rapi diluar perpustakaan seperti gedung ini tempat favoritnya bagi mahasiswa. Aku pun melangkah diatas lantai yang berkeramik putih didepan pintu kaca hitam yang bertuliskan “Tarik” dan juga kulihat tulisan yang menempel “Buka” dipintu tersebut.
          Kutarik pintu sesuai perintah pintu tersebut dan terhembuslah angin yang begitu dingin dari Air Conditioner (AC) berkapasitas besar terletak diatap gedung menghempas wajahku dan seluruh tubuhku ah begitu dingin dan nyaman. Kulihat sekeliling begitu luas ada sederet tempat duduk untuk menunggu antrian yang panjang dilengkapi televisi dengan monitor tipisnya menenempel di dinding sebagai obat kejenuhan mahasiswa jika panjang antrian, disebelah kanan terdapat juga lemari berwarna kuning yang kuncinya bergantungan tempat mahasiswa menitipkan tas. Tak jauh dari lemari ada sebuah kantin kecil serbaguna yang menyediakan berbagai keperluan mahasiswa seperti peralatan tulis-menulis, meng-copy, serta makanan ringan sebagai pengunyahan mahasiswa saat mengerjakan berbagai tugas di dalam perpustakaan.
          Kulihat mahasiswa yang mengantri mengeluarkan kartu hijau tua yang kami sebut KTM (kartu tanda mahasiswa) dan menyerahkannya kepada penjaga wanita yang sedang duduk disana bisa di panggil kakak tidak terlalu tua dan memakai jilbab coklat serta pakaian dinasnya yang juga warna serupa dengan jilbab duduk di sebuah kursi yang tugas nya mengambil KTM, dan meng-scan kesebuah alat canggih kecil yang mengeluarkan sinar merah tepat diatas KTM dan nampak lah di komputernya data orang lengkap dengan foto yang sedang berdiri di sampingnya itu. Setelah itu disuruhnya masuk, begitulah seterusnya.
          Aku pun berada di lantai satu dimana aku bisa melihat rak buku berwarna putih berdiri dengan rapi sejajar. Terdapat enam rak buku yang memanjang kebelakang dan keenam rak tersebut bertuliskan “Ilmu Sosial” dan ada pembagian judul lagi dalam satu judul tersebut. Begitu banyak buku, bermacam-macam buku kawan sampai aku bingung mau mulai dari rak mana. Dan kulihat pula ada disebelah kanan rak terdapat beberapa kursi dan meja sebagai tempat mahasiswa ada yang membaca, menulis, dan membuka laptopnya mungkin dia lagi mencari tugasnya yang tidak terdapat di rak-rak tadi. Oh iya di perpustakaan unsyiah selain menyediakan segala jenis buku yang dibutuhkan mahasiswa juga ada tersedianya wi-fi yang bisa terhubung ke laptop maupun android mahasiswa secara gratis dan dengan mudahnya mahasiswa menemukan apa yang dibutuhkankannya melalui pencarian mbah Google katanya.
          Disebelah kiri rak terdapat tiga meja putih yang terhubung dan lengkap dengan tiga kursi yang berwarna hitam-orange. Terdapat pula di meja tersebut sekat yang membatasi antara tiga meja yang panjang tadi dengan tiga meja di depannya, tinggi sekat kira-kira diatas kepala mahasiswa jika mereka duduk. Jadi dalam satu sekat panjang terdapat enam meja dan enam kursi. Terdapat dua puluh empat meja dan dua puluh empat kursi, banyak juga mahasiswa yang duduk disini dipenuhi barang-barang mereka diatas meja. Kulihat disamping kirinya terdapat ruang baca yang sepertinya buku-buku penting dan langka susah didapat ditempat lain karena tertera tulisan diatas ruang masuk “Pinjam Singkat”. Dalam urusan pinjam-meminjam buku ada tempat peminjaman mandiri yang letaknya dilantai satu dekat tangga. Mahasiswa hanya perlu berdiri didepan mesin canggih tersebut sebesar ATM dan mengeluarkan KTM serta buku yang ingin dipinjam.
          Sesudah aku berkeliling melihat-lihat dilantai satu aku menuju lantai dua melalui tangga sebelah kanan dan dekat tangga ada struktur organisasi perpustakaan yang tertempel di dinding lengkap dengan jabatan dan foto mereka yang bertugas di perpustakaan. Pas letaknya nya di sebelah kiri tangga terdapat ruang kecil yang menyediakan berbagai aksesori, baju, topi, dan berbagai barang yang berhubungan dengan seni karya mahasiswa terdapat disana, sangat kreatif.
          Setelah kakiku menyentuh lantai dua kulihat suasana beda, ruangannya begitu luas. Terdapat banyak kursi dan meja, disamping meja dan kursi terdapat lima belas rak yang berderet begitu rapi yang memanjang ke belakang. Di rak lantai dua terdapat perbedaan judul dengan rak lantai satu. Di rak lantai dua buku lebih dominan ke Teknologi baik di pertanian, teknik, kedokteran dan masih banyak lainnya. Terdapat juga ruang senyap suara jika ada mahasiswa yang ingin berdiskusi maka disinilah tempatnya, sebesar apapun suara didalam ruang ini tidak akan terdengar keluar. Dan disamping ruang senyap suara terdapat musolla agak jauh kedepan terdapat toilet. Perpustakaan unsyiah memiliki tiga lantai jadi aku tidak ingin berlama-lama di lantai dua aku pun melangkah naik ke lantai tiga.

Gambar. Mahasiswa sedang belajar di salah satu ruangan pustaka
          

         Cukup menantang bagi ku untuk sampai ke lantai tiga dengan cara menaiki tangga sebuah olahraga kecil yang menyehatkan, hanya saja hari ini tidak terburu-buru tidak harus mengejar waktu jadi bisa santai. Di ruangan ini terlihat rak dimana-mana seperti ruangan yang begitu penting dan terletak paling atas diatas ruangan yang lain. Aku mengambil satu buku yang terletak diatas rak yang berderet rapi kubaca nama pengarangnya tere-liye ahh betapa beruntungnya disinilah terdapat berbagai buku yang ingin kubaca. Ada beberapa novel terdapat di rak ini hanya saja terbatas jumlahnya. Di samping kanan rak terdapat ruangan yang serba korea lengkap baju, buku, sepatu dan berbagai macam aksesori yang dominannya korea.
          Akupun berbalik kulihat kedepan sebelah kiriku skripsi yang tersusun rapi diatas rak. Dan disebelah kananku ada seorang  petugas wanita yang duduk di sebuah kursi seperti sedang menunggu tamu penting lengkap dengan buku tamu terletak diatas meja dihadapannya. Wanita itu separuh baya memakai baju dinas kuning-kecoklatan dan berjilbab coklat menambah kesan orang selalu menjaga kerapiannya. Aku melangkah kedalam ruangan tersebut setelah mengisi buku tamu itu dengan data nama, fakultas dan tujuan akupun masuk dan kulihat Jurnal dari tangan-tangan alumni unsyiah berderet rapi diatas rak. Kuambil satu sesuai jurusanku coba memahami jurnal itu, setelah sesaat kubaca seakan aku ingin menemui langsung si penulis jurnal dan menyuruhnya mengajariku, dalam hatiku berkata: begitu pintarnya dia.
          Begitu luas perpustakaan unsyiah butuh waktu lama untukku bisa berkeliling melihat-lihat seluruh isinya. Aku pun turun dan di lantai dua kulihat seorang laki-laki bisa dipanggil bapak-bapak dengan baju batik kuningnya serta celana hitam kainnya dilengkapi kaca mata di wajahnya yang menambah kesan pintar dari bapak tersebut, dia berjalan sambil memberikan senyuman ramahnya ke pada para mahasiswa yang lewat, beliaulah Kepala UPT. Perpustakaan Unsyiah Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc. Beliau menjabat sebagai kepala perpustakaan unsyiah dari periode 2012 sampai sekarang. Selama jabatannya sebagai kepala beliau telah melakukan banyak hal dan memberi perubahan terhadap perpustakaan unsyiah. Menurut hasil tim pantauan di lapangan tercatat mulai 1 Oktober 2015 pengungjung ke pustaka unsyiah mencapai 2.461 per harinya. Ini merupakan rekor baru bagi UPT. Perpustakaan Unsyiah sejak didirikannya 46 tahun yang lalu (Sumber: http://library.unsyiah.ac.id/). Hanya ada tiga kata dariku: hebat, lengkap dan gratis. Gratis. Iya kata yang tepat. Masuk kedalam gedung megah itu hanya berbebekal dengan KTM. Dan jika tidak ada KTM bagi mahasiswa lain yang bukan mahasiswa unsyiah ataupun masyarakarat umum harus ada KTP sebagai data diri untuk bisa masuk kedalam.
          Akupun terus berjalan dan membuka pintu kaca hitam yang berdiri tegak di hadapanku. Tepat berdiri di depan gedung pustaka matahari kembali bisa menyengatku dengan sinarnya setelah sekian lama aku berlindung di bawah atap gedung bertiang ini. Sambil memandang gedung megah itu aku berkata dalam hati: bagaimana bisa gedung yang dari luarnya terlihat sepi dan tak berpenghuni tapi didalamnya begitu ramai sangat ramai dipenuhi berbagai macam orang dari berbagai pelosok yang ada di kopelma ini, setelah berpikir agak lama dan karena telah turut hadir kedalam pustaka aku hanya bisa menjawab: karena yang hilang dan yang dicari serta yang diperlukan bersemanyan didalam perut gedung megah ini.
         
         



         
         
           

          
Share:
Powered by Blogger.

Kunjungi Profil Lengkap Saya