Siapa sangka jadi mahasiswa itu tidak selalu membosankan,
bagi kami yang mempunyai semangat dalam menuntut ilmu perkataan ‘membosankan’ itu
hanyalah mitos. Selain adanya pendidikan terdapat pula berbagai pengalaman
didalamnya. Setidaknya pendidikan dan pengalaman itu sedang aku rasakan di
tempat ini yaitu Universitas Syiah Kuala(Unsyiah) salah satu kampus Jantong
Hatee Rakyat Aceh. Selama aku menempuh pendidikan di unsyiah berbagai hal baru
aku rasakan mulai dari pendidikan, kehidupan, pengalaman, pertemanan semua itu
dapat kurasakan di Darussalam akrab dengan sebutan Kopelma (Kota Pelajar
Mahasiswa) ini.
Memasuki kawasan kopelma terlihat jelas gedung-gedung yang
menjulang tinggi melewati pepohonan yang tumbuh di samping nya seakan itulah
landmark daerah tersebut sesuai namanya kopelma kota untuk para pelajar. Gedung-gedung
itulah tempat bagi mahasiswa yang kehausan akan ilmu berada.
Gedung ini salah satunya. Bangunan yang begitu megah dengan
warna putih menjulang tinggi ke angkasa, di kelilingi taman-taman kecil
disekitarnya tempat para mahasiswa berbincang, berdiskusi, beristirahat
terlihatlah seakan dia yang terbagus diantara yang bagus. Pondasinya yang kuat
didukung dengan enam tiang putih besar menjulang tinggi keatap gedung terlihat dari depan gedung berdiri kokoh dalam
menanggung beban besarnya gedung tersebut. Inilah gedung itu Perpustakaan
Unsyiah.
Gambar. UPT.Perpustakaan Universitas Syiah Kuala |
Karena penasaran merasuki otakku maka kuputuskan untuk
masuk kedalamnya. Kulihat dua orang laki-laki dengan baju seragamnya berwarna
coklat tua duduk ditempat parkiran sambil mengamati banyaknya sepeda motor berderet
rapi diluar perpustakaan seperti gedung ini tempat favoritnya bagi mahasiswa.
Aku pun melangkah diatas lantai yang berkeramik putih didepan pintu kaca hitam
yang bertuliskan “Tarik” dan juga kulihat tulisan yang menempel “Buka” dipintu
tersebut.
Kutarik pintu sesuai perintah pintu tersebut dan
terhembuslah angin yang begitu dingin dari Air Conditioner (AC) berkapasitas
besar terletak diatap gedung menghempas wajahku dan seluruh tubuhku ah begitu
dingin dan nyaman. Kulihat sekeliling begitu luas ada sederet tempat duduk untuk
menunggu antrian yang panjang dilengkapi televisi dengan monitor tipisnya
menenempel di dinding sebagai obat kejenuhan mahasiswa jika panjang antrian,
disebelah kanan terdapat juga lemari berwarna kuning yang kuncinya bergantungan
tempat mahasiswa menitipkan tas. Tak jauh dari lemari ada sebuah kantin kecil
serbaguna yang menyediakan berbagai keperluan mahasiswa seperti peralatan
tulis-menulis, meng-copy, serta makanan ringan sebagai pengunyahan mahasiswa
saat mengerjakan berbagai tugas di dalam perpustakaan.
Kulihat mahasiswa yang mengantri mengeluarkan kartu hijau
tua yang kami sebut KTM (kartu tanda mahasiswa) dan menyerahkannya kepada
penjaga wanita yang sedang duduk disana bisa di panggil kakak tidak terlalu tua
dan memakai jilbab coklat serta pakaian dinasnya yang juga warna serupa dengan
jilbab duduk di sebuah kursi yang tugas nya mengambil KTM, dan meng-scan
kesebuah alat canggih kecil yang mengeluarkan sinar merah tepat diatas KTM dan
nampak lah di komputernya data orang lengkap dengan foto yang sedang berdiri di
sampingnya itu. Setelah itu disuruhnya masuk, begitulah seterusnya.
Aku pun berada di lantai satu dimana aku bisa melihat rak
buku berwarna putih berdiri dengan rapi sejajar. Terdapat enam rak buku yang
memanjang kebelakang dan keenam rak tersebut bertuliskan “Ilmu Sosial” dan ada
pembagian judul lagi dalam satu judul tersebut. Begitu banyak buku,
bermacam-macam buku kawan sampai aku bingung mau mulai dari rak mana. Dan
kulihat pula ada disebelah kanan rak terdapat beberapa kursi dan meja sebagai
tempat mahasiswa ada yang membaca, menulis, dan membuka laptopnya mungkin dia
lagi mencari tugasnya yang tidak terdapat di rak-rak tadi. Oh iya di perpustakaan
unsyiah selain menyediakan segala jenis buku yang dibutuhkan mahasiswa juga ada
tersedianya wi-fi yang bisa terhubung ke laptop maupun android mahasiswa secara
gratis dan dengan mudahnya mahasiswa menemukan apa yang dibutuhkankannya
melalui pencarian mbah Google katanya.
Disebelah kiri rak terdapat tiga meja putih yang terhubung
dan lengkap dengan tiga kursi yang berwarna hitam-orange. Terdapat pula di meja
tersebut sekat yang membatasi antara tiga meja yang panjang tadi dengan tiga
meja di depannya, tinggi sekat kira-kira diatas kepala mahasiswa jika mereka
duduk. Jadi dalam satu sekat panjang terdapat enam meja dan enam kursi.
Terdapat dua puluh empat meja dan dua puluh empat kursi, banyak juga mahasiswa
yang duduk disini dipenuhi barang-barang mereka diatas meja. Kulihat disamping
kirinya terdapat ruang baca yang sepertinya buku-buku penting dan langka susah
didapat ditempat lain karena tertera tulisan diatas ruang masuk “Pinjam Singkat”.
Dalam urusan pinjam-meminjam buku ada tempat peminjaman mandiri yang letaknya
dilantai satu dekat tangga. Mahasiswa hanya perlu berdiri didepan mesin canggih
tersebut sebesar ATM dan mengeluarkan KTM serta buku yang ingin dipinjam.
Sesudah aku berkeliling melihat-lihat dilantai satu aku
menuju lantai dua melalui tangga sebelah kanan dan dekat tangga ada struktur
organisasi perpustakaan yang tertempel di dinding lengkap dengan jabatan dan
foto mereka yang bertugas di perpustakaan. Pas letaknya nya di sebelah kiri
tangga terdapat ruang kecil yang menyediakan berbagai aksesori, baju, topi, dan
berbagai barang yang berhubungan dengan seni karya mahasiswa terdapat disana,
sangat kreatif.
Setelah kakiku menyentuh lantai dua kulihat suasana beda,
ruangannya begitu luas. Terdapat banyak kursi dan meja, disamping meja dan kursi
terdapat lima belas rak yang berderet begitu rapi yang memanjang ke belakang.
Di rak lantai dua terdapat perbedaan judul dengan rak lantai satu. Di rak
lantai dua buku lebih dominan ke Teknologi baik di pertanian, teknik,
kedokteran dan masih banyak lainnya. Terdapat juga ruang senyap suara jika ada
mahasiswa yang ingin berdiskusi maka disinilah tempatnya, sebesar apapun suara
didalam ruang ini tidak akan terdengar keluar. Dan disamping ruang senyap suara
terdapat musolla agak jauh kedepan terdapat toilet. Perpustakaan unsyiah
memiliki tiga lantai jadi aku tidak ingin berlama-lama di lantai dua aku pun
melangkah naik ke lantai tiga.
Gambar. Mahasiswa sedang belajar di salah satu ruangan pustaka |
Cukup menantang bagi ku untuk sampai ke lantai tiga dengan
cara menaiki tangga sebuah olahraga kecil yang menyehatkan, hanya saja hari ini
tidak terburu-buru tidak harus mengejar waktu jadi bisa santai. Di ruangan ini
terlihat rak dimana-mana seperti ruangan yang begitu penting dan terletak
paling atas diatas ruangan yang lain. Aku mengambil satu buku yang terletak
diatas rak yang berderet rapi kubaca nama pengarangnya tere-liye ahh betapa
beruntungnya disinilah terdapat berbagai buku yang ingin kubaca. Ada beberapa
novel terdapat di rak ini hanya saja terbatas jumlahnya. Di samping kanan rak
terdapat ruangan yang serba korea lengkap baju, buku, sepatu dan berbagai macam
aksesori yang dominannya korea.
Akupun berbalik kulihat kedepan sebelah kiriku skripsi yang
tersusun rapi diatas rak. Dan disebelah kananku ada seorang petugas wanita yang duduk di sebuah kursi
seperti sedang menunggu tamu penting lengkap dengan buku tamu terletak diatas
meja dihadapannya. Wanita itu separuh baya memakai baju dinas kuning-kecoklatan
dan berjilbab coklat menambah kesan orang selalu menjaga kerapiannya. Aku
melangkah kedalam ruangan tersebut setelah mengisi buku tamu itu dengan data
nama, fakultas dan tujuan akupun masuk dan kulihat Jurnal dari tangan-tangan
alumni unsyiah berderet rapi diatas rak. Kuambil satu sesuai jurusanku coba
memahami jurnal itu, setelah sesaat kubaca seakan aku ingin menemui langsung si
penulis jurnal dan menyuruhnya mengajariku, dalam hatiku berkata: begitu
pintarnya dia.
Begitu luas perpustakaan unsyiah butuh waktu lama untukku
bisa berkeliling melihat-lihat seluruh isinya. Aku pun turun dan di lantai dua
kulihat seorang laki-laki bisa dipanggil bapak-bapak dengan baju batik
kuningnya serta celana hitam kainnya dilengkapi kaca mata di wajahnya yang
menambah kesan pintar dari bapak tersebut, dia berjalan sambil memberikan senyuman
ramahnya ke pada para mahasiswa yang lewat, beliaulah Kepala UPT. Perpustakaan Unsyiah Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc. Beliau
menjabat sebagai kepala perpustakaan unsyiah dari periode 2012 sampai sekarang.
Selama jabatannya sebagai kepala beliau telah melakukan banyak hal dan memberi
perubahan terhadap perpustakaan unsyiah. Menurut hasil tim pantauan di lapangan
tercatat mulai 1 Oktober 2015 pengungjung ke pustaka unsyiah mencapai 2.461 per
harinya. Ini merupakan rekor baru bagi UPT. Perpustakaan Unsyiah sejak
didirikannya 46 tahun yang lalu (Sumber: http://library.unsyiah.ac.id/). Hanya ada
tiga kata dariku: hebat, lengkap dan gratis. Gratis. Iya kata yang tepat. Masuk
kedalam gedung megah itu hanya berbebekal dengan KTM. Dan jika tidak ada KTM
bagi mahasiswa lain yang bukan mahasiswa unsyiah ataupun masyarakarat umum harus
ada KTP sebagai data diri untuk bisa masuk kedalam.
Akupun terus berjalan dan
membuka pintu kaca hitam yang berdiri tegak di hadapanku. Tepat berdiri di
depan gedung pustaka matahari kembali bisa menyengatku dengan sinarnya setelah
sekian lama aku berlindung di bawah atap gedung bertiang ini. Sambil memandang
gedung megah itu aku berkata dalam hati: bagaimana bisa gedung yang dari
luarnya terlihat sepi dan tak berpenghuni tapi didalamnya begitu ramai sangat
ramai dipenuhi berbagai macam orang dari berbagai pelosok yang ada di kopelma
ini, setelah berpikir agak lama dan karena telah turut hadir kedalam pustaka
aku hanya bisa menjawab: karena yang hilang dan yang dicari serta yang
diperlukan bersemanyan didalam perut gedung megah ini.